Selasa, 15 November 2016

Surga Indonesia

MAKALAH PULAU TERLUAR INDONESIA
“PULAU MARAMPIT”

Pulau Marampit

A. Sejarah Pulau Marampit

         Di Pulau Marampit terdapat benteng karst peninggalan Kerajaan Bantek.Dari keterangan Naskah Ratu Banua, diketahui Kerajaan Bantek ada pada Abad ke 7 dan pernah berperang mempertahankan wilayah dari Kerajaan Zulu, Filipina.Kini reruntuhan benteng tersebut dapat dengan mudah ditemukan di Marampit.Dari benteng itulah terkuak bahwa Kerajaan Majapahit pernah singgah di Pulau Marampit.Hal ini bisa dilihat dari keramik yang tersisa di benteng karst tersebut. Dalam Bahasa Talaud Marampit berarti penutup, hal ini dikarenakan bentuk pulaunya. Konon, Pulau Marampit terletak di depan Pulau Bantek, pulau besar yang bentuknya seperti tapal kuda dan bentuk tapal kuda tersebut seperti tertutup dengan adanya Pulau Marampit.Pulau Bantek sendiri kini hanya tinggal cerita dan hilang akibat terjadinya gempa di sertai gelombang besar tsunami pada ribuan abad yang lalu yang hanya menyisakan Pulau Kakorotan dan pulau – pulau lainnya yang ada sekarang.
       


B. Profil Pulau Marampit

         Pulau Marampit adalah pulau kecil terluar Indonesia yang ada di Sulawesi Utara.Pulau Marampit  terletak di laut Sulawesi dan berbatasan langsung dengan negara Filipina. Pulau Marampit ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah kecamatan Nanusa, kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara.Luas Pulau Marampit 12 km2.Pulau ini berada di sebelah Timur laut dari pulau Talaud dengan koordinat 4° 46′18″ LU, 127° 8′ 32″ BT dengan batas-batas sebelah utara : perairan Philipina Selatan, sebelah Timur : Samudera Pasifik, sebelah Barat : Pulau Karatung, sebelah Selatan : Pulau Mangupung. Di bagian Utara pulau terdapat Desa Dampulis, di bagian tengah Desa Laluhe dan di Selatan Desa Marampit.Pada bagian Timur pulau terdapat perbukitan dengan ketinggian sekitar 50 meter dari permukaan laut.Perkampungan penduduk di ketiga desa tersebut umumnya terletak di bagian Barat pulau.Seperti pulau terluar lainnya, Pulau Marampit memiliki Titik Dasat (TD) 057A dan Titik Referensi (TR) 057.
 
         Saat ini sudah tersedia layanan angkutan kapal penumpang KM Sangiang yang dilayani oleh PT.Pelni.Rute yang ditempuh adalah Bitung-Sanana-Ulusiau-Tahuna-Lirung-Karatung-Miangas-Tobelo-Buli-Gebe-Babang.Sedangkan untuk menuju ke Pulau Marampit dapat ditempuh dengan menggunakan kapal laut dari Pulau Karatung.Untuk bisa mencapai pulau Marampit, akses yang bisa dilalui adalah dengan menggunakan kapal laut yang saat ini sudah dilayani oleh PT.Pelni yang bertolak dari kota Bitung yang letaknya kurang lebih 45 km dari  kota Manado, ibukota provinsi Sulawesi Utara.Dengan rute yang sudah diatur, kapal bisa sampai di pelabuhan Karatung, ibukota kecamatan Nanusa. Dari Karatung dengan menumpang kapal motor (speed boat) kita bisa langsung menuju ke pulau Marampit. Akses lainnya adalah dengan menggunakan angkutan udara dari Bandar udara Sam Ratulangi, Manado menuju ke kota Melonguane, ibukota kabupaten kepulauan Talaudselama ±1 jam. Kemudian dari Melonguane dilanjutkan dengan menumpang kapal motor kecil langsung menuju ke pulau Marampit selama ±4 jam.

C. Sumber Daya Alam
         Pulau Marampit umumnya berupa dataran rendah, sebagian rawa yang ditumbuhi tanaman talas, sagu, hutan mangrove, gundukan batu karang/kapur dan tanaman kelapa dengan pasir putih hampir di seluruh pesisir pantai.Sebagian merupakan perbukitan berhutan lebat sebagian lagi dataran yang menjadi lahan perkebunan dan pertanian milik masyarakat.Hutan perbukitan Marampit sangat dijaga oleh penghuni pulau lantaran mereka sadar bahwa dari hutan itu mereka mendapatkan sumber air yang melimpah. Di Marampit terdapat mata air dengan debit yang cukup deras, sehingga memancar layaknya pancuran. Sumber air ini kemudian dikelola oleh warga, ditampung dalam dua buah kolam dan didistribusikan dengan pipa ke permukiman di tiga desa.
         Pulau Marampit kaya akan flora dan fauna endemik.Beragam  flora dan fauna yang unik dapat ditemukan seperti Ketam kenari, Merpati hutan, dan Kingfisher dengan berbagai warna.Terumbu karang yang terdapat di sekeliling Pulau Marampit memiliki terumbu karang yang relatif sempit dengan kemiringan terumbu agak curam terutama pada bagian timur pulau. Kondisi terumbu karang di sebelah barat pulau termasuk dalam kategori sedang dengan tutupan karang hidup lebih dari 30%  terutama di dominasi oleh Genera Porites dan Montipora. Ikan-ikan karang relatif sedikit dan berukuran relatif besar, ikan Kakatua, ikan Kulipaser, ikan Kerapu serta ikan Lolosi merupakan ikan-ikan target dominan penghuni terumbu karang di pulau ini.
         Jenis lamun yang dominan adalah Thalassia hemprichii.Jenis-jenis algae bervariasi dan terdiri dari sekitar 14 jenis.Jenis yang dominan adlah Halimeda cylindracea dan Gracilaria verrucosa.Jenis makrofauna bentik terdiri dari 17 jenis moluska dan 5 jenis echinodermata dari kelas Asteroidea, Echinoidea dan Holothuria.Jenis jenis moluska yang dominan adalah Echinometra mathaei (kelas Echinoidea), Holothuria atra (kelas Holothuroidea), Linckia laevigata (kelas Asteroidea).Crustasea ekonomis penting terdapat di perairan pesisir pulau ini adalah lobster Panulirus sp serta ketam kenari Birgus latro.Pulau ini juga merupakan pulau yang memiliki panorama pantai yang indah.Hamparan pasir putih yang mengelilingi pantai pulau tersebut membuat panorama indah pulau Marampit seperti yang terlihat gambar di bawah ini.
ØPotensi kelautan dan perikanan
·         Budidaya KJA Kerapu dan Ikan Napoleon
·         Sebagai pulau tempat bersinggah bagi pelayaran rakyat yang melayani pulau-pulau sekitar laut Natuna/Laut Cina Selatan)
·         Secara geoekonomi, dekat dengan pasar perikanan di Hongkong dan Taiwan.
ØLingkungan
Kondisi alam Pulau Marampit terdiri dari perbukitan yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan dan selebihnya dipenuhi dengan tanaman liar.Pulau ini dikelilingi oleh hamparan karang dan pantai berpasir yang landai.

D. Sumber Daya Manusia

         Pulau ini merupakan pulau berpenghuni dengan jumlah penduduk sekitar 1.273 Jiwa.Penduduk Marampit adalah Suku Talaud yang telah tinggal di Nanusa sejak ratusan tahun silam.Pulau Marampit terdiri dari 3 buah Desa, yaitu Desa Marampit, Desa Laluhe dan Desa Dampulis.Penduduk yang mendiami Pulau Marampit sudah ada jauh sebelum bangsa Spanyol datang ke Indonesia.Dengan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai dan nelayan.Kopra, pala, cengkeh dan buah buahan seperti kelapa dan nanas merupakan hasil bumi yang diperjualbelikan disana khususnya buah kelapa. Sedangkan nelayan menjual ikan-ikan karang ke Karatung , Ibukota Kecamatan Nanusa. Namun, masyarakat masih kesulitan akan pemasaran dari hasil bumi mereka. Sebagian hasil bumi hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan hanya sebagian kecil yang diperjualbelikan karena kurangnya sarana pemasaran.
         Seluruh penduduk Pulau Marampit beragama Kristen Protestan, yang bernaung dalam organisasi Gereja Masehi Injil Talaud (GERMITA).Organisasi ini membantu dalam setiap kegiatan masyarakat sebab gereja menjadi tempat sosialisasi yang sangat efektif.Di masing-masing desa terdapat satu gereja yang diketuai oleh ketua jemaat.Gereja ini menjadi tempat utama bagi masyarakat di Pulau Marampit untuk bersosialisasi. 
Sebelum orang Spanyol datang ke Pulau Marampit, sudah ada penduduk yang ada di pulau itu namaun belum ada kampung yang resmi.Kampung pertama adalah kampung Marampit.Setelah penduduk semakin berkembang maka mereka mulai menyebar mencari lahan perkebunan untuk menanam tanaman yang dapat dimakan atau yang menghasilkan karbohidrat.Hal ini dapat dimaklumi karena pulau yang terpencil ini sangat sulit mendapat suplai bahan makanan dari luar. Lama kelamaan tempat mereka berkebun/persinggahan sementara waktu menangkap ikan mulai dibangun rumah-rumah tinggal dan komunitas penduduk yang baru ini menjadi suatu perkampungan seperti Laluhe dan Dampulis.
         Saat ini, Pulau Marampit memiliki 1.273 jiwa penduduk, dengan jumlah kepala keluarga 324 KK. Komposisi jumlah penduduk adalah seperti tabel di bawah ini:

No
Nama Desa
Jumlah Penduduk
KK
LK
Perempuan
Total
1
Marampit
169
306
399
705
2
Laluhe
72
108
127
235
3
Dampulis
83
134
199
333

Pendidikan penduduk Pulau Marampit sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD), namun demikian motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang tinggi cukup baik.

No
Jenis Pendidikan
Desa
Marampit
Laluhe
Dampulis
1
Sarjana
5
3
1
2
Akademi
2
2
-
3
SMA
30
42
18
4
SMP
50
36
29
5
SD
86
71
42

         Seluruh penduduk pulau Marampit beragama Kristen Protestan yang bernaung dalam organisasi Gereja Masehi Injil Talaud (GERMITA), organisasi ini membantu dalam setiap kegiatan sebab gereja menjadi tempat sosialisasi yang sangat efektif.
         Sebagian besar penduduk Pulau Marampit adalah nelayan, disamping itu ada yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang dan pegawai. Komposisi jenis pekerjaan masyarakat Pulau Marampit seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:



No
Jenis Pekerjaan
Desa
Marampit
Laluhe
Dampulis
1
PNS
11
9
6
2
Tani
24
80
23
3
Nelayan
32
15
65
4
Tukang
2
11
7
5
Pedagang
12
4
6
6
TNI
22
-
-

         Masyarakat Pulau Marampit adalah masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat. Banyak adat kebiasaan serta budaya yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
·      Malintukku Halele (Menurunkan pedang) adalah upacara adat yang dilakukan pada saat persiapan pembukaan lahan pertanian.
·      Malitukku Wualan(menurunkan benih) yaitu suatu upacara yang mengandung makna permohonan kepada Sang Penguasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) agar bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik.
·      Manimbullah Sasuanna(mengasapi/menyehatkan tanaman) merupakan upacara adat meminta pertolongan Tuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.
·      Malliano Sasuanna, merupakan adat istiadat permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar tanaman terhindar dari penyakit.
·      Sawakka merupakan upacara yang dilakukan saat selesai panen dan bersama-sama mengucap syukur.
·      Ehakka atau Eha adalah adat kebiasaan setempat yang melarang panen sebelum waktunya.
Di setiap desa terdapat satu gereja yang diketuai oleh ketua jemaat.Gereja menjadi tempat utama sosialisasi masyarakat di Pulau Marampit.

E.  Sarana dan prasarana

         Ketersediaan sarana dan prasarana di Pulau Marampit masih sangat minim baik dari segi transportasi, komunikasi, informasi. Jalan desa yang menghubungkan ketiga desa masih jalan tanah. Dermaga/pelabuhan kapal sangat dibutuhkan oleh masyarakat Pulau Marampit, karena dengan adanya dermaga ini nantinya diharapkan distribusi bahan pokok dan pembangunan akan lancar.

F. Permasalahan

·         Rawan abrasi karena berhadapan dengan laut lepas.
·         Rawan illegal fishing dan effective occupation dari negara tetangga.
·         Pengamanan perbatasan di Pulau Marampit tidak ditunjang dengan fasilitas memadai. Hal itu terlihat dari kecilnya pos pengamanan, sehingga membuat para penjaga keamanan harus membagi ruang kerja dengan tempat tidur.
·      Termasuk daerah tertinggal
üTingkat perekonomian rendah (pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, investasi, PDRB, dll)
üSarana dan prasarana umum sangat terbatas
üMinimnya sarana komunikasi dan informasi
·      Kategori daerah rawan
üRawan terhadap bencana alam angin topan dan tsunami karena karekteristik pulaunya (low island)
üRawan praktek penyelundupan dan transhipment karena berada di alur pelayaran laut (ALKI I)
üPesan pembangunan pemerintah kurang tersampaikan karena minimnya sarana komunikasi dan informasi
üKurangnya pengawasan dan pembinaan IPOLEKSOSBUDHANKAM
üRendahnya perhatian terhadap atribut perbatasan seperti titik-titik referensi, monumen perbatasan, dll.
  
G. Kendala
·         Dalam hal transportasi masih jarang alat transportasi yang dapat menuju ke pulau Marampit. Jika ada yaitu berupa kapal motor yang datang dua minggu sekali ke pulau tersebut. Hal tersebut menyebabkan perkembangan sektor perekonomian terhambat, bahan makanan pokok menjadi langka pada pulau tersebut terutama pada jenis sayuran. Dan apabila masyarakat tersebut ingin memperbaiki atau membeli barang elektronik mereka harus pergi ke ibukota yang itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
·      Kategori daerah terisolir
üKendala alam berupa letak dan posisi yang jauh dari pusat-pusat ekonomi pertumbuhan (remote area)
üTidak adanya pelayaran kapal regular dari pusat-pusat ekonomi negara kita (Kota Ranai, Kota Pontianak)

ØSolusi potensi
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk pulau adalah melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan dan pembentukan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat. Selain itu, perlu pembentukan kelompok nelayan serta pelatihan budidaya rumput laut, pengolahan ikan (ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari, wisata budaya, penguatan modal serta bantuan perahu pamboat berukuran besar beserta peralatan penangkap ikan untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan hiu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk.

ØUpaya Pengembangan
   Rekonstruksi dan pemeliharaan Titik Referensi (TR) dan Titik Dasat (TD), pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), upaya penegakan hukum dan pengawasan yang dilakukan bersama-sama antara aparat yang berwenang dengan masyarakat pulau, pengembangan perikanan tangkap dan budidaya, pembinaan dan pembentukan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat, pembentukan kelompok nelayan dan pelatihan budidaya rumput laut, pengolahan ikan (ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari, wisata budaya, penguatan modal serta bantuan perahu pamboat berukuran besar beserta peralatan penangkap ikan untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan hiu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk.

H.  Arahan Pengembangan & Program Dasar

         Arahan Pengembangan
1.Pengembangan kegiatan penangkapan ikan Pelagis besar pada zona III dan zona IV pada perairan sebelah Utara dan Timur Pulau Marampit
2.Pengembangan pariwisata khusus (perbatasan)
3.Pengembangan kesatuan & kebangsaan, komunikasi & informasi serta sarana hiburan masyarakat dan sarana penyimbang infiltrasi informasi dan budaya negara tetangga

         Program Dasar
1.Peningkatan teknologi penangkapan dengan tetap berbasis pada komunitas nelayan setempat
2.Pengembangan sarana, prasarana dan promosi wisata
3.Radio komunitas perbatasan
4.Pemeliharaan, pengembangan, dan pengadaan monumen, tanda-tanda perbatasan

I.    Upaya yang Dilakukan Pemerintah

1.    Melalui Program Bhakti Kesejahteraan Nusantara (Bhakesra), Pemerintah menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, buku, tempat penampungan air bersih dan lain sebagainya
2.    Gubernur Sulut memberikan berbagai bantuan sosial dari Dinsos Sulut berupa 2 ton beras, 650 paket lauk pauk, supermie 34 dos dan 15 kartom makanan bayi. Juga menyerahkan bantuan dari Dinkes Sulut dan bantuan mobil L 300 pick up2 unit.
3.    Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut telah mempersiapkan beasiswa gratis bagi anak-anak kita di Sulut termasuk siswa berprestasi di pulau terluar seperti Talaud yang ingin melanjutkan studi di SMA unggulan dan di berbagai Perguruan tinggi ternama di dunia. Semua biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Sulut, orang tua tidak perlu khawatir asalkan anak-anakmau belajar serius.

J.  Solusi/Penanganan

ü Pemerintah segera mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi   yang lebih bagus.
ü Pemberian beasiswa harus segera dilaksanakan secara optimal untuk membantu pendidikan masyarakat agar terus  maju dan berkembang.
ü Pemerintah segera mengembangkan penyaluran arus listrik yang lancar agar terciptanya kenyamanan.
ü Penyediaan yang memadai untuk sarana transportasi khususnya kapal laut agar masyarakat dapat beroperasi kemanapun dengan mudah.
ü Pemerintah segera membuat dermaga/pelabuhan kapal-kapal agar bisa sampai ke Pulau Marampit lebih mudah dan cepat.

Daftar Pustaka            
5.   akb14.blogspot.co.id/2014/06/pulau-marampit.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar