MAKALAH
PULAU TERLUAR INDONESIA
“PULAU
MARAMPIT”
Pulau Marampit
A. Sejarah Pulau Marampit
Di
Pulau Marampit terdapat benteng karst peninggalan Kerajaan Bantek.Dari
keterangan Naskah Ratu Banua, diketahui Kerajaan Bantek ada pada Abad ke 7 dan
pernah berperang mempertahankan wilayah dari Kerajaan Zulu, Filipina.Kini
reruntuhan benteng tersebut dapat dengan mudah ditemukan di Marampit.Dari
benteng itulah terkuak bahwa Kerajaan Majapahit pernah singgah di Pulau
Marampit.Hal ini bisa dilihat dari keramik yang tersisa di benteng karst
tersebut. Dalam Bahasa Talaud Marampit berarti penutup, hal ini dikarenakan
bentuk pulaunya. Konon, Pulau Marampit terletak di depan Pulau Bantek, pulau
besar yang bentuknya seperti tapal kuda dan bentuk tapal kuda tersebut seperti
tertutup dengan adanya Pulau Marampit.Pulau Bantek sendiri kini hanya tinggal
cerita dan hilang akibat terjadinya gempa di sertai gelombang besar tsunami
pada ribuan abad yang lalu yang hanya menyisakan Pulau Kakorotan dan pulau –
pulau lainnya yang ada sekarang.
B. Profil Pulau Marampit
Pulau
Marampit adalah pulau kecil terluar Indonesia yang ada di Sulawesi Utara.Pulau
Marampit terletak di laut Sulawesi dan
berbatasan langsung dengan negara Filipina. Pulau Marampit ini merupakan bagian
dari wilayah pemerintah kecamatan Nanusa, kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi
Sulawesi Utara.Luas Pulau Marampit 12 km2.Pulau ini berada di
sebelah Timur laut dari pulau Talaud dengan koordinat 4° 46′18″ LU, 127° 8′ 32″
BT dengan batas-batas sebelah utara : perairan Philipina Selatan, sebelah Timur
: Samudera Pasifik, sebelah Barat : Pulau Karatung, sebelah Selatan : Pulau
Mangupung. Di bagian Utara pulau terdapat Desa Dampulis, di bagian tengah Desa
Laluhe dan di Selatan Desa Marampit.Pada bagian Timur pulau terdapat perbukitan
dengan ketinggian sekitar 50 meter dari permukaan laut.Perkampungan penduduk di
ketiga desa tersebut umumnya terletak di bagian Barat pulau.Seperti pulau
terluar lainnya, Pulau Marampit memiliki Titik Dasat (TD) 057A dan Titik
Referensi (TR) 057.
Saat ini sudah tersedia layanan
angkutan kapal penumpang KM Sangiang yang dilayani oleh PT.Pelni.Rute yang
ditempuh adalah
Bitung-Sanana-Ulusiau-Tahuna-Lirung-Karatung-Miangas-Tobelo-Buli-Gebe-Babang.Sedangkan
untuk menuju ke Pulau Marampit dapat ditempuh dengan menggunakan kapal laut
dari Pulau Karatung.Untuk bisa mencapai pulau Marampit, akses yang bisa dilalui
adalah dengan menggunakan kapal laut yang saat ini sudah dilayani oleh PT.Pelni
yang bertolak dari kota Bitung yang letaknya kurang lebih 45 km dari kota
Manado, ibukota provinsi Sulawesi Utara.Dengan rute yang sudah diatur, kapal bisa
sampai di pelabuhan Karatung, ibukota kecamatan Nanusa. Dari Karatung dengan
menumpang kapal motor (speed boat)
kita bisa langsung menuju ke pulau Marampit. Akses lainnya adalah dengan
menggunakan angkutan udara dari Bandar udara Sam Ratulangi, Manado menuju ke
kota Melonguane, ibukota kabupaten kepulauan Talaudselama ±1 jam. Kemudian dari
Melonguane dilanjutkan dengan menumpang kapal motor kecil langsung menuju ke
pulau Marampit selama ±4 jam.
C. Sumber Daya Alam
Pulau Marampit umumnya berupa dataran rendah,
sebagian rawa yang ditumbuhi tanaman talas, sagu, hutan mangrove, gundukan batu
karang/kapur dan tanaman kelapa dengan pasir putih hampir di seluruh pesisir
pantai.Sebagian merupakan
perbukitan berhutan lebat sebagian lagi dataran yang menjadi lahan perkebunan
dan pertanian milik masyarakat.Hutan perbukitan Marampit sangat dijaga oleh
penghuni pulau lantaran mereka sadar bahwa dari hutan itu mereka mendapatkan
sumber air yang melimpah. Di Marampit terdapat mata air dengan debit yang cukup
deras, sehingga memancar layaknya pancuran. Sumber air ini kemudian dikelola
oleh warga, ditampung dalam dua buah kolam dan didistribusikan dengan pipa ke
permukiman di tiga desa.
Pulau
Marampit kaya akan flora dan fauna endemik.Beragam flora dan fauna yang
unik dapat ditemukan seperti Ketam kenari, Merpati hutan, dan Kingfisher dengan berbagai warna.Terumbu
karang yang terdapat di sekeliling Pulau Marampit memiliki terumbu karang yang
relatif sempit dengan kemiringan terumbu agak curam terutama pada bagian timur pulau.
Kondisi terumbu karang di sebelah barat pulau termasuk dalam kategori sedang
dengan tutupan karang hidup lebih dari 30%
terutama di dominasi oleh Genera Porites
dan Montipora. Ikan-ikan karang
relatif sedikit dan berukuran relatif besar, ikan Kakatua, ikan Kulipaser, ikan Kerapu serta ikan
Lolosi merupakan ikan-ikan target dominan penghuni terumbu karang di pulau ini.
Jenis lamun yang dominan adalah Thalassia hemprichii.Jenis-jenis algae
bervariasi dan terdiri dari sekitar 14 jenis.Jenis yang dominan adlah Halimeda cylindracea dan Gracilaria verrucosa.Jenis makrofauna
bentik terdiri dari 17 jenis moluska dan 5 jenis echinodermata dari kelas Asteroidea, Echinoidea dan Holothuria.Jenis
jenis moluska yang dominan adalah Echinometra
mathaei (kelas Echinoidea), Holothuria
atra (kelas Holothuroidea), Linckia
laevigata (kelas Asteroidea).Crustasea ekonomis penting terdapat di perairan
pesisir pulau ini adalah lobster Panulirus
sp serta ketam kenari Birgus latro.Pulau ini juga merupakan pulau yang
memiliki panorama pantai yang indah.Hamparan pasir putih yang mengelilingi
pantai pulau tersebut membuat panorama indah pulau Marampit seperti yang
terlihat gambar di bawah ini.
ØPotensi kelautan dan perikanan
·
Budidaya KJA Kerapu dan Ikan
Napoleon
·
Sebagai pulau tempat bersinggah bagi
pelayaran rakyat yang melayani pulau-pulau sekitar laut Natuna/Laut Cina
Selatan)
·
Secara geoekonomi, dekat dengan
pasar perikanan di Hongkong dan Taiwan.
ØLingkungan
Kondisi alam Pulau Marampit terdiri
dari perbukitan yang dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan dan selebihnya
dipenuhi dengan tanaman liar.Pulau ini dikelilingi oleh hamparan karang dan
pantai berpasir yang landai.
D. Sumber Daya Manusia
Pulau
ini merupakan pulau berpenghuni dengan jumlah penduduk sekitar 1.273 Jiwa.Penduduk Marampit adalah Suku Talaud
yang telah tinggal di Nanusa sejak ratusan tahun silam.Pulau
Marampit terdiri dari 3 buah Desa, yaitu Desa Marampit, Desa Laluhe dan Desa Dampulis.Penduduk
yang mendiami Pulau Marampit sudah ada jauh sebelum bangsa Spanyol datang ke
Indonesia.Dengan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani,
pedagang, pegawai dan nelayan.Kopra, pala, cengkeh dan buah buahan seperti kelapa
dan nanas merupakan hasil bumi yang diperjualbelikan disana khususnya buah kelapa. Sedangkan
nelayan menjual ikan-ikan karang ke Karatung , Ibukota Kecamatan Nanusa. Namun,
masyarakat masih kesulitan akan pemasaran dari hasil bumi mereka. Sebagian
hasil bumi hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan hanya sebagian kecil
yang diperjualbelikan karena kurangnya sarana pemasaran.
Seluruh penduduk Pulau Marampit
beragama Kristen Protestan, yang bernaung dalam organisasi Gereja Masehi Injil
Talaud (GERMITA).Organisasi ini membantu dalam setiap kegiatan masyarakat sebab
gereja menjadi tempat sosialisasi yang sangat efektif.Di masing-masing desa
terdapat satu gereja yang diketuai oleh ketua jemaat.Gereja ini menjadi tempat
utama bagi masyarakat di Pulau Marampit untuk bersosialisasi.
Sebelum orang Spanyol datang ke Pulau Marampit, sudah ada
penduduk yang ada di pulau itu namaun belum ada kampung yang resmi.Kampung
pertama adalah kampung Marampit.Setelah penduduk semakin berkembang maka mereka
mulai menyebar mencari lahan perkebunan untuk menanam tanaman yang dapat
dimakan atau yang menghasilkan karbohidrat.Hal ini dapat dimaklumi karena pulau
yang terpencil ini sangat sulit mendapat suplai bahan makanan dari luar. Lama
kelamaan tempat mereka berkebun/persinggahan sementara waktu menangkap ikan
mulai dibangun rumah-rumah tinggal dan komunitas penduduk yang baru ini menjadi
suatu perkampungan seperti Laluhe dan Dampulis.
Saat ini, Pulau Marampit memiliki 1.273
jiwa penduduk, dengan jumlah kepala keluarga 324 KK. Komposisi jumlah penduduk
adalah seperti tabel di bawah ini:
|
No
|
Nama
Desa
|
Jumlah
Penduduk
|
|||
|
KK
|
LK
|
Perempuan
|
Total
|
||
|
1
|
Marampit
|
169
|
306
|
399
|
705
|
|
2
|
Laluhe
|
72
|
108
|
127
|
235
|
|
3
|
Dampulis
|
83
|
134
|
199
|
333
|
Pendidikan
penduduk Pulau Marampit sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD), namun
demikian motivasi untuk melanjutkan pendidikan yang tinggi cukup baik.
|
No
|
Jenis
Pendidikan
|
Desa
|
||
|
Marampit
|
Laluhe
|
Dampulis
|
||
|
1
|
Sarjana
|
5
|
3
|
1
|
|
2
|
Akademi
|
2
|
2
|
-
|
|
3
|
SMA
|
30
|
42
|
18
|
|
4
|
SMP
|
50
|
36
|
29
|
|
5
|
SD
|
86
|
71
|
42
|
Seluruh
penduduk pulau Marampit beragama Kristen Protestan yang bernaung dalam
organisasi Gereja Masehi Injil Talaud (GERMITA), organisasi ini membantu dalam
setiap kegiatan sebab gereja menjadi tempat sosialisasi yang sangat efektif.
Sebagian
besar penduduk Pulau Marampit adalah nelayan, disamping itu ada yang bermata
pencaharian sebagai petani, pedagang dan pegawai. Komposisi jenis pekerjaan
masyarakat Pulau Marampit seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
|
No
|
Jenis
Pekerjaan
|
Desa
|
||
|
Marampit
|
Laluhe
|
Dampulis
|
||
|
1
|
PNS
|
11
|
9
|
6
|
|
2
|
Tani
|
24
|
80
|
23
|
|
3
|
Nelayan
|
32
|
15
|
65
|
|
4
|
Tukang
|
2
|
11
|
7
|
|
5
|
Pedagang
|
12
|
4
|
6
|
|
6
|
TNI
|
22
|
-
|
-
|
Masyarakat Pulau Marampit adalah
masyarakat yang menjunjung tinggi adat istiadat. Banyak adat kebiasaan serta
budaya yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
·
Malintukku
Halele (Menurunkan pedang) adalah upacara adat yang dilakukan pada
saat persiapan pembukaan lahan pertanian.
·
Malitukku
Wualan(menurunkan benih) yaitu suatu upacara yang mengandung makna
permohonan kepada Sang Penguasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) agar bibit yang ditanam
dapat tumbuh dengan baik.
·
Manimbullah
Sasuanna(mengasapi/menyehatkan tanaman) merupakan upacara adat
meminta pertolongan Tuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.
·
Malliano
Sasuanna, merupakan adat istiadat permohonan doa kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa agar tanaman terhindar dari penyakit.
·
Sawakka
merupakan upacara yang dilakukan saat selesai panen dan bersama-sama mengucap
syukur.
·
Ehakka
atau Eha adalah adat kebiasaan
setempat yang melarang panen sebelum waktunya.
Di setiap desa
terdapat satu gereja yang diketuai oleh ketua jemaat.Gereja menjadi tempat
utama sosialisasi masyarakat di Pulau Marampit.
E.
Sarana
dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana di
Pulau Marampit masih sangat minim baik dari segi transportasi, komunikasi,
informasi. Jalan desa yang menghubungkan ketiga desa masih jalan tanah. Dermaga/pelabuhan
kapal sangat dibutuhkan
oleh masyarakat Pulau Marampit, karena dengan adanya dermaga ini nantinya
diharapkan distribusi bahan pokok dan pembangunan akan lancar.
F. Permasalahan
·
Rawan abrasi karena berhadapan dengan laut lepas.
·
Rawan illegal fishing
dan effective occupation dari negara
tetangga.
·
Pengamanan perbatasan di Pulau Marampit tidak ditunjang dengan fasilitas
memadai. Hal itu terlihat dari kecilnya pos pengamanan, sehingga membuat para penjaga keamanan harus membagi ruang kerja dengan
tempat tidur.
·
Termasuk daerah tertinggal
üTingkat
perekonomian rendah (pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, investasi,
PDRB, dll)
üSarana
dan prasarana umum sangat terbatas
üMinimnya
sarana komunikasi
dan informasi
·
Kategori daerah rawan
üRawan
terhadap bencana alam angin topan
dan tsunami karena karekteristik pulaunya (low
island)
üRawan
praktek penyelundupan dan transhipment
karena berada di alur pelayaran laut (ALKI I)
üPesan
pembangunan pemerintah kurang tersampaikan karena minimnya sarana komunikasi
dan informasi
üKurangnya
pengawasan dan pembinaan IPOLEKSOSBUDHANKAM
üRendahnya
perhatian terhadap atribut perbatasan seperti titik-titik referensi, monumen
perbatasan, dll.
G. Kendala
·
Dalam
hal transportasi masih jarang alat transportasi yang dapat menuju ke pulau
Marampit. Jika ada yaitu berupa kapal motor yang datang dua minggu sekali ke
pulau tersebut. Hal tersebut menyebabkan perkembangan sektor perekonomian
terhambat, bahan makanan pokok menjadi langka pada pulau tersebut terutama pada
jenis sayuran. Dan apabila masyarakat tersebut ingin memperbaiki atau membeli
barang elektronik mereka harus pergi ke ibukota yang itu membutuhkan waktu yang
cukup lama.
·
Kategori daerah terisolir
üKendala
alam berupa letak dan posisi yang jauh dari pusat-pusat ekonomi pertumbuhan (remote area)
üTidak
adanya pelayaran kapal regular dari pusat-pusat ekonomi negara kita (Kota
Ranai, Kota Pontianak)
ØSolusi
potensi
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
taraf hidup penduduk pulau adalah melalui pemberdayaan masyarakat dengan pembinaan
dan pembentukan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat. Selain itu, perlu
pembentukan kelompok nelayan serta pelatihan budidaya rumput laut, pengolahan
ikan (ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari, wisata budaya, penguatan
modal serta bantuan perahu pamboat berukuran
besar beserta peralatan penangkap ikan untuk menangkap ikan pelagis maupun ikan
hiu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan penduduk.
ØUpaya
Pengembangan
Rekonstruksi
dan pemeliharaan Titik Referensi (TR) dan Titik Dasat (TD), pemeliharaan Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), upaya penegakan hukum dan pengawasan yang
dilakukan bersama-sama antara aparat yang berwenang dengan masyarakat pulau,
pengembangan perikanan tangkap dan budidaya, pembinaan dan pembentukan daerah perlindungan
laut berbasis masyarakat, pembentukan kelompok nelayan dan pelatihan budidaya
rumput laut, pengolahan ikan (ikan asin dan tepung ikan), ekowisata bahari,
wisata budaya, penguatan modal serta bantuan perahu pamboat berukuran besar beserta peralatan penangkap ikan untuk
menangkap ikan pelagis maupun ikan hiu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
penduduk.
H. Arahan Pengembangan & Program
Dasar
Arahan
Pengembangan
1.Pengembangan
kegiatan penangkapan ikan Pelagis besar pada zona III dan zona IV pada perairan
sebelah Utara dan Timur Pulau Marampit
2.Pengembangan
pariwisata khusus (perbatasan)
3.Pengembangan
kesatuan & kebangsaan, komunikasi & informasi serta sarana hiburan
masyarakat dan sarana penyimbang infiltrasi informasi dan budaya negara tetangga
Program
Dasar
1.Peningkatan
teknologi penangkapan dengan tetap berbasis pada komunitas nelayan setempat
2.Pengembangan
sarana, prasarana dan promosi wisata
3.Radio
komunitas perbatasan
4.Pemeliharaan,
pengembangan, dan pengadaan monumen, tanda-tanda perbatasan
I.
Upaya yang Dilakukan Pemerintah
1. Melalui Program Bhakti Kesejahteraan Nusantara (Bhakesra), Pemerintah menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, buku,
tempat penampungan air bersih dan lain sebagainya
2.
Gubernur
Sulut memberikan berbagai bantuan sosial dari Dinsos
Sulut berupa 2 ton beras, 650 paket lauk pauk, supermie 34 dos dan 15 kartom
makanan bayi. Juga menyerahkan
bantuan dari Dinkes Sulut dan bantuan
mobil L 300 pick up2 unit.
3.
Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut telah mempersiapkan beasiswa
gratis bagi anak-anak kita di Sulut termasuk siswa berprestasi di pulau terluar
seperti Talaud yang ingin melanjutkan studi di SMA unggulan dan di berbagai
Perguruan tinggi ternama di dunia. Semua
biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Sulut, orang tua tidak perlu khawatir
asalkan anak-anakmau belajar serius.
J. Solusi/Penanganan
ü Pemerintah segera mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi yang lebih bagus.
ü Pemberian beasiswa harus segera dilaksanakan secara
optimal untuk membantu pendidikan masyarakat agar terus maju dan berkembang.
ü Pemerintah segera mengembangkan penyaluran arus listrik
yang lancar agar terciptanya kenyamanan.
ü Penyediaan yang memadai untuk sarana transportasi khususnya kapal laut agar masyarakat
dapat beroperasi kemanapun dengan mudah.
ü Pemerintah
segera membuat dermaga/pelabuhan kapal-kapal agar bisa sampai ke Pulau Marampit
lebih mudah dan cepat.
Daftar Pustaka
5.
akb14.blogspot.co.id/2014/06/pulau-marampit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar